Selasa, 14 Februari 2012

Uji Toksisitas Antitumor dengan mengunakan Larva udang Artemia Salina L.


PENGUJIAN MENGUNAKAN Artemia Salina Leach)

BSLT (Brine Shrimp LethalityTest) merupakan salah satu metode skrining bahan yang berpotensi sebagai tanaman berkhasiat. Metode penelitian ini menggunakan larva udang (Artemia salina Leach.) sebagai bioindikator.Larva udang ini merupakan organism sederhana dari biota laut yang sangat kecil dan mempunyai kepekaan yang cukup tinggi terhadap toksik (Parwatidan Simanjuntak, 1998). Telurnya memiliki daya tahan hidup selama beberapa tahun dalam keadaan kering. Telur udang dalam air laut akan menetas menjadi larva (nauplii) dalam waktu 24 - 28jam (Pujiati et al., 2002). Bila bahan yang diuji memberikan efek toksik terhadap larva udang, maka hal ini merupakan indikasi awal dari efek farmakologi yang terkandung dalam bahan tersebut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa A. salina memiliki korelasi positif terhadap ekstrak yang bersifat bioaktif. Metoda ini juga banyak digunakan dalam berbagai analisis biosistim seperti analisis terhadap residu pestisida, mikoBul.Littro. Vol. XVII No. 1, 2006, 30 – 38

Pemilihan telur Artemia salina Leach

Pemilihan telur udang dilakukan dengan merendam telur dalam aquadest selama satu jam. Telur yang baik akan mengendap sedangkan telur yang kurang baik

Penyiapan larva Artemia Salina Leach

Penyiapan larva udang dilakukan dengan menetaskan telur udang 48 jam sebelum dilakukan uji. Penetasan dilakukan dengan cara merendam telur tersebut dalam air laut secukupnya dengan menerangi bagian wadah yang tidak ditempati telur

udang dengan sinar lampu.10

Pembagian kelompok perlakuan

Pada penelitian ini larva udang dibagi dalam lima kelompok perlakuan

secara acak, yaitu:

a. Kelompok K adalah 10 larva udang yang diberi ekstrak dengan konsentrasi 0 μg/ml.

b. Kelompok P1 adalah 10 larva udang yang diberi ekstrak dengan konsentrasi 100 μg/ml dalam media.

c. Kelompok P2 adalah 10 larva udang yang diberi ekstrak dengan konsentrasi 200 μg/ml dalam media.

d. Kelompok P3 adalah 10 larva udang yang diberi ekstrak dengan konsentrasi 500 μg/ml dalam media.

e. Kelompok P4 adalah 10 larva udang yang diberi ekstrak dengan konsentrasi 1000 μg/ml dalam media.

Pelaksanaan uji toksisitas

Pelaksanaan uji dilakukan dengan mula-mula menyamakan volume akhir ekstrak dengan perbandingan konsentrasi perlakuan 1:2:4:8 yang diencerkan dengan menambahkan air laut terlebih dahulu ke dalam masing-masing tabung uji sampai ekstrak buah pare larut, kemudian baru dimasukkan larva udang yang telah berumur 48 jam ke dalam seri tabung uji yang berisi ekstrak yang telah disiapkan masing-masing sebanyak 10 ekor sehingga volume dalam masing-masing tabung menjadi 5 ml. Tabung uji lalu diletakkan di bawah penerangan selama 24 jam, kemudian dihitung jumlah larva udang yang mati.10 Kriteria standar untuk menilai kematian larva udang adalah bila larva udang tidak menunjukkan pergerakan selama beberapa detik observasi.23

Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan adalah data primer yang didapatkan dari jumlah larva udang yang mati 24 jam setelah perlakuan pada tiap-tiap konsentrasi ekstrake.

Perhitungan LD 50

Pengamatan dilakukan setelah 24 jam terhadap persentase kematian. Perhitungan LD50 menggunakan analis probit. Persentase kematian dihitung sebagai berikut:

Persentase kematian =(( tes-blanko)x 100%)/blanko

Kandungan dan Manfaat Buah Pare

Kandungan kimia buah pare

Berdasarkan hasil penelitian, dalam 100 gram buah pare mengandung: kalori (29,00 kal); lemak (0,3 gram); protein (1,1 gram); karbohidrat (6,6 gram); kalsium (45 miligram); fosfor (64 miligram); zat besi (1,4 miligram); vitamin A (180,00 SI); vitamin B (0,68 miligram); vitamin C (52,0 miligram); air (91,20 gram).

Selain kandungan diatas, buah pare memiliki kandungan lain

  • Buahnya mengandung Albiminoid, karbohidrat dan zat warna. Buah pare yang masih muda digunakan sebagai obat diabetes,gangguan pencernaaan,obat malaria,penyakit kuning dan bronkhitis.
  • Daunnya mengandung zat pahit, minyak lemak, asam dammar, protein, besi, kalsium, fosfor, vitamin A, B1 dan C yang berfungsi untuk menjaga kerusakan kulit yang diakibatkan oleh sengatan utra violet sehingga dapat mencegah munculnya noda hitam dan kerutan pada wajah.
  • Sementara akarnya mengandung asam momordial dan asam aleonolat. Akar pare ini berkasiat untuk mengobati disentri amuba dan wasir.
  • Dan bijinya mengandung saponin, alkaloid, triterprenoid, dan asam momordial. Bijinya ini merupakan atioksidan yang cukup kuat yang dapat menghambat pembentukan sel kanker, mencegah penuaan dini.

Kegunaan Buah PaRE

hambat virus HIV

Belum lama ini, Prof Lee-Huang dari Universitas New York menemukan zat yang luar biasa pada pare (bitter melon) yakni senyawa anti virus HIV – AIDS. Zat anti Virus HIV itu dinamakan alpha-momorchorin, beta-momorchorin dan MAP 30 (Momordica antiviral protein 30) yang banyak terkandung pada biji pare tua. Kapsul berisi bubuk biji pare ini diakui dapat menahan laju perkembangan virus HIV-AIDS. Berkat terapi pare, para pengidap virus HIV-AIDS di Thailand dan Amerika serikat secara klinis tampak lebih sehat dan berat badannya meningkat. Tak berlebihan kiranya, jika para ahli di dunia medis optimis dalam 10 tahun kedepan, bakal ditemukan obat untuk memerangi virus HIV-AIDS. Virus HIV itu sendiri adalah virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia.

Selain ampuh menghambat perkembangan virus HIV-AIDS, pare juga dikenal sebagai pencegahan dan pengobatan kanker payudara. Hal ini berdasar penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari University of Colorado, Amerika Serikat, sehingga diketahui buah pare mengandung substansi yang bisa menghentikan reproduksi sel kanker dan mematikannya.

Ini juga didukung oleh Penelitian yang dilakukan di Jepang dan dimuat dalam majalah Kenko edisi September 2003, dengan cara menginjeksi sel kanker ke dalam perut tikus, kemudian diberi ekstrak pare untuk mengetahui perkembangan sel kanker. Hasilnya, ternyata sel kanker yang terdapat di dalam perut tikus berhenti berkembang. Khasiat ini diperoleh dari salah satu kandungan zat dalam buah pare, yaitu lesichin dan zat lain yang berfungsi untuk mengaktifkan kerja kekebalan yang berfungsi untuk melawan sel kanker. B.R. Ratna dkk. 2009 (Hawai) menganjurkan untuk mencegah kanker payudara diantaranya dengan memakan buah pare.

Obat Alami untuk Diabetes Melitus

Obat alami yang kami pilih untuk mengobati diabetes adalah pare. Karena pare telah familiar di kalangan masyarakat awam, dapat dimanfaatkan dalam berbagai pengolahan dan harganya yang relatif murah.


Pare (Momordica charantia L.)

Tanaman pare (Momordica charantia L.) berasal dari kawasan Asia Tropis. Pare digunakan untuk obat herbal selama berabad-abad. Pare pada umumnya digunakan untuk mengobati diabetes di Cina dan negara-negara Asia lainnya. Penelitian yang diterbitkan di Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition membuktikan bahwa pemberian secara oral ekstrak biji pare sebanyak 150mg per kg berat badan selama 30 hari ada penurunan secara signifikan gula darah. Tetapi dilaporkan bahwa pemberian ekstrak buah pare 250-500 gram pada pasien diabetes bisa menyebabkan nyeri perut dan diare. Perlu diketahui juga bahwa pare mengandung momorcharin, yang berefek antifertilitas atau susah punya anak. Pare bisa bersifat racun pada orang dewasa jika diberikan dalam dosis 400-1000 ml. Jadi, penggunaan pare sebagai obat alami harus sesuai dengan dosis yang tepat agar tidak menimbulkan efek seperti yang diatas.

Kandungan Senyawa dalam Pare

Kandungan senyawa dalam buah pare adalah saponin, flavonoid, dan polifenol (antioxidant kuat), serta glikosida cucurbitacin, momordicin, dan charantin, karatin, hydroxytryptamine, vitamin A, B, dan C. Sementara itu bijinya mengandung momordisin. Hampir semua bagian tanaman ini, baik biji, bunga, daun, maupun akar, berkhasiat untuk obat.

Efek pare dalam menurunkan gula darah pada hewan percobaan. Bekerja dengan mencegah usus menyerap gula yang dimakan oleh hewan tersebut. Selain itu diduga pare memiliki komponen yang menyerupai sulfonylurea (obat antidiabetes paling tua dan banyak dipakai). Obat jenis ini menstimulasi sel beta kelenjar pankreas tubuh untuk memproduksi insulin lebih banyak, selain meningkatkan deposit cadangan gula glycogen di hati. Efek pare dalam menurunkan gula darah pada kelinci diperkirakan juga serupa dengan mekanisme insulin. Selain itu insulin mengandung saponin (triterpen) yang bekerja dengan aktivitas yang mirip dengan insulin, sehingga dapat memasukkan glukosa dalam darah ke dalam sel

DiriMU


DiriMU..
selayaknya waktu yang mengalun syahdu.
lirih menepis sejuta sembilu.
hadirMU menis jemu, mimicim senyum pengidah dagu.
hadirMU bak nuansa pelagi dalam hidupKu.
penuh warna kian indah.
menangis tertawa dalam dekap mesra.
mengelajut manja dalam kantong-kantong asmara.
cintaKu...
cintaKu mungkin tak semanis coklat valentin itu.
tak lenget bagai permen karet ditengah saharaMu.
tak seindah cerita sinderela pengantar tidurMu.
cintaKu hanya sederhana,..
sesederhana cahaya mentari yang tak pernah ingkar di pagi hari.
sesetia burung merpati yang selalu menepati janji.
tak banyak kataKu, tak Banayak ungkap cintaKu, tak banyak rayuKu.
hanya rasakan cintaKu, biarkan dawai asamaraKu menyentuh imajiMu.
rasakan Hasratku dalam tiap tarikan nafasku, dalam setaip langkahKu, selalu ada diriMU.

Kintap-14-Februari 2012

@b1